Bab
3
Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
Hubungan
Sastra dan Seni dengan IBD
Pengertian
Sastra
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang
berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa
digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak biasa adalah pemakaian
istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya
sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental
nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya,
diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti
kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan
(sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman
atau pemikiran tertentu.
Sastra dibagi menjadi 2 yaitu
Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi
adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh
karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya
sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
Pengertian
Sastra Menurut Para Ahli
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah
pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan
manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang
positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra adalah suatu bentuk dan
hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau
tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni
yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan
bersifat imajinatif.
Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang
halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam
berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan
peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya
melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah
kata, bukan sebuah benda
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu
adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu
sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan
kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau
fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang
indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Jadi sastra adalah Seni sastra
adalah seni yang mengungkapkan pengalaman jiwa dan perasaan dalam bentuk
bahasa, tulisan, dan kalimat yang mengandung nilai estetis
untuk mendapatkan kepuasan rohaniah. Bentuk karya sastra dapat berupa
prosa (struktur bahasanya bebas), puisi (struktur bahasanya
terikat/berima), dan drama (struktur bahanya disusun dalam bentuk lakon
atau cerita).
Pengertian
Seni
Seni pada mulanya adalah
proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni
bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia.
Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk
dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih
sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu
set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Menurut para ahli :
Alexander Baum Garton
Seni adalah keindahan dan seni
adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
Aristoteles
Seni adalah bentuk yang
pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan
seni itu adalah meniru alam.
Immanuel Kant
Seni adalah sebuah impian karena
rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
Ki Hajar Dewantara
Seni merupakan hasil keindahan
sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena
itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah
itu seni.
Leo Tolstoy
Seni adalah ungkapan perasaan
pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa
yang dirasakan pelukis.
Sudarmaji
Seni adalah segala manifestasi
batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna,
tekstur, volume dan gelap terang.
Hubungan
Sastra, Seni dengan IBD
Kesusastraan biasanya
dihubungkan dengan sastra dan seni. Sastra merupakan
kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang mengandung
instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti “instruksi” atau
“ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
Sedangkan Seni pada
mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari
ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas
manusia. Seni juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan.
Seni sangat sulit untuk
dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih
sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu
set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu set nilai-nilai yang
menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara
seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat
pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah
muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti
bakung yang bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta)
Di zaman sekarang, sastra sudah
menjadi karya seni yang begitu banyak digunakan orang sebagai media penyaluran
ekpresi mereka. contohnya antara lain : Novel, Cerita/cerpen (tertulis/lisan),
Syair, Pantun, Sandiwara/drama, Lukisan/kaligrafi, dan lain-lain. selain
penyalur bakat dan ekpresi seni seorang manusia, sastra juga berfungsi sebagai
suatu teknik berkomunikasi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
seperti tradisi budaya Betawi yang mewajibkan untuk berpantun sebagai kata
sambutan antar mempelai disaat mereka menikah.
Hubungan sastra dan seni dengan
ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia.
sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang
beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika
manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa
berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau
psikologis manusia tersebut.
Prosa
Pengertian
Prosa
Prosa adalah suatu jenis
tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih
besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa
berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya
"terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa
baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
Prosa terbagi atas 2 bentuk,
yaitu :
Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra
yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat. Karya sastra
prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara lisan, disebabkan karena
belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama dan kebudayaan Islam masuk ke
indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan, bentuk tulisan pun mulai
banyak dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah
babak-babak sastra pertama dalam rentetan sastra indonesia mulai ada. Adapun
bentuk-bentuk sastra prosa lama adalah :
Hikayat
Hikayat, berasal dari India dan
Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran, putri kerajaan,
serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa
yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk
akal. Namun dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
Contoh : Hikayat Hang Tuah, Kabayan, si Pitung, Hikayat si Miskin, Hikayat
Indra Bangsawan, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Raja Budiman.
Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah
satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah.
Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain
berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang
berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama.
Contoh : Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri
Lanang yang ditulis tahun 1612.
Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita
perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain.
Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke
Jedah.
Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang
bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
Fabel, adalah cerita lama yang
menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut
sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan
Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan
Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
Mite (mitos), adalah
cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau
hal yang dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki
Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau
Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
Legenda, adalah cerita lama yang
mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh :
Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
Sage, adalah cerita lama yang
berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan,
kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga,
Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
Parabel, adalah cerita rekaan
yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau
perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman,
Bhagawagita, dan lain-lain.
Dongeng jenaka, adalah cerita
tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing
dilukiskan secara humor.
Contoh : Pak Pandir, Lebai
Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dan lain-lain.
Cerita Berbingkai
Cerita berbingkai, adalah cerita
yang didalamnya terdapat cerita lagi yang dituturkan oleh pelaku-pelakunya.
Contoh : Seribu Satu Malam.
Prosa baru
Prosa baru adalah karangan prosa
yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk
prosa baru adalah sebagai berikut:
Roman
Roman adalah bentuk prosa baru
yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam
roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek
kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur
bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari
pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya,
roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
Roman transendensi, yang di
dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang
dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan
Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
Roman sosial adalah roman yang
memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan
mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara
Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
Roman sejarah yaitu roman yang
isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau
kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St.
Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
Roman psikologis yaitu roman yang
lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku
tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi
Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
Roman detektif merupakan roman
yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi
pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus
kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria
oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu
novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian
kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung
konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib
pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel
lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria
oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh
Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru
yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan
paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi
hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat
oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim,
Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu
karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri
(otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J
Habibie, Ki Hajar Dewantara.
Kritik
Kritik adalah karya yang
menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi
alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya
objektif dan menghakimi.
Resensi
Resensi adalah pembicaraan /
pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat
memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema,
alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran
tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
Esai
Esai adalah ulasan / kupasan
suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya.
Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang
budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut
selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi.
dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
Jenis –
jenis Prosa
(1) Prosa jenis eksposisi
digunakan untuk memaparkan sesuatu atau ide sehingga pembaca mendapatkan
pengetahuan, tetapi tidak bertujuan agar pembaca mengikuti atau menyetujui
paparan tersebut. Biasanya dalam pemaparannya disertai bukti-bukti yang
diwujudkan dalam bentuk diagram atau tabel.
(2) Prosa jenis deskripsi isinya
menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri
objeknya.
(3) Prosa jenis argumentasi
adalah karangan yang isinya ide atau gagasan penulis yang penyajiannya
dilengkapi dengan data-data pendukung untuk memengaruhi pembaca sehingga
pembaca menyatakan persetujuannya.
(4) Prosa jenis persuasi adalah
karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, dengan bahasa yang
bertujuan mengajak pembaca sehingga pembaca bersedia melakukan hal-hal yang
dianjurkan penulis. Karangan persuasi dapat digunakan untuk memengaruhi atau
mengajak pembaca untuk berbuat sesuatu. Contoh topik yang cocok untuk jenis
persuasi adalah hutan sahabat kita, membaca membuka cakrawal dan katakana
tidak pada narkoba.
(5) Prosa jenis narasi.
Prosa jenis ini termasuk dalam prosa yang bersifat fiksi. Secara sederhana,
narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian
dalam satu urutan waktu. Dalam kejadian itu juga ada tokoh yang menghadapi
konflik. Kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur utama pembentuk narasi.
Narasi yang bersifat nonfiksi disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi
yang bersifat fiksi disebut narasi sugestif.
Contoh
Prosa
PAHLAWAN TAK DI KENAL
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang
perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur
sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara
merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang
tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda
Fiksi
Fiksi adalah sebuah istilah sastra yang
berarti tidak benar terjadi atau sebuah karangan belaka.
Kata sifatnya atau adjektif adalah fiktif.
Fiktif adalah sebuah istilah sastra. Kata sifat adjektif ini
berarti tidak benar terjadi atau sebuah karangan belaka.
Kata nominalnyaadalah fiksi.
Fiksi adalah bentuk karya yang
melibatkan, sebagian atau seluruhnya, dengan informasi atau peristiwa yang
tidak benar terjadi, melainkan berupa imajinasi dan teoretis yang ditemukan
oleh penulis.
Jenis – jenis Cerita Fiksi :
Jenis cerita fiksi menurut,
Badudu :
Narasi, yaitu betuk karangan yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang disusun menurut urutan waktu.
Deskripsi, adalah jenis karangan
yang isinya melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan
panca indera kita disertai bukti-bukti yang kuat, misalnya dengan angka,
grafik, peta, gambar. Seolah-olah pembaca menyaksikan kejadian atau sesuatu
yang ditulisnya itu.
Persuasi, adalah seni verbal yang
bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang, untuk melakukan
sesuatu serta mengambil keputusan yang benar dan bijaksana serta dilakukan
tanpa paksaan.
Argumentasi, adalah suatu bentuk
retoriks yang berusaha mempengaruhi sikap dan penapat orang lain, agar mereka
percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan keinginan penulis atau pembicara.
Eksposisi, adalah menerangkan dan
menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau
pengetahuan pembaca dengan tidak berusaha mempengaruhi pendapat seseorang.
Untuk cerita fiksi-nya sendiri,
dibedakan menjadi :
Novel ialah cerita yang
melukiskan pengalaman manusia yang isinya lebih singkat atau pendek dan belum
ada penyelesaian yang sempurna. Novel ini berkembang dengan pesatnya pada
pengarang angkatan 45. Contoh : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (Idrus),
Kawan Bergelut (Suman Hasibuan), Aku (Idrus).
Cerpen ialah karangan yang
menguraikan suatu peristiwa atau melukiskan sesuatu kejadian dalam sepintas
kilas, sehingga penyelesaiannya belum ada. Contoh : Hujan Kepagian (kumpulan
cerpen) oleh Nugroho Noto Susanto, Robohnya Surau Kami (kumpulan cerpen) oleh
AA Navis.
Roman ialah cerita tentang percintaan. Contoh : Si Jamin karya Aman Datuk Majdoindo.
Roman ialah cerita tentang percintaan. Contoh : Si Jamin karya Aman Datuk Majdoindo.
Suherli, Sumadiputra dan Sofidar
(1987) menambahkan bahwa macam-macam cerita fiksi yang banyak dibaca anak
sekolah adalah :
Dongeng. merupakan percakapan
yang dituturkan atau diceritakan kembali dari mulut ke mulut. Ceritanya buatan
semata-mata, khayal, lucu, dan ajaib. Tujuan utamanya hanya sebagai penghibur
sedih dan pelipur lara. Isinya banyak mengandung nasihat serta gambaran hidup
seseorang.
Isi dongeng tersebut ada
bermacam-macam, yaitu :
Dongeng yang lucu. Contoh : (a)
Pak Pandir, (b) Lebai Malang, (c) Pak Belalang, (d) Abu Nawas (dari Irak).
2. Fabel adalah dongeng yang menceritakan tentang binatang-binatang yang bertingkah laku seperti manusia. Dongeng binatang kebanyakan mengandung nasihat atau pengajaran kepada anak-anak melalui kiasan yang terkandung didalam cerita karena itu dongeng binatang atau fabel mengandung unsur didaktif dan edukatif. Dalam dongeng binatang dilukiskan bahwa hewan dapat berbicara, berbuat, bertindak seperti manusia. Contoh : (a) Sang Kancil, (b) Kalilah dan Damirah, (c) Peladuk Jenaka.
3. Legenda adalah dongeng khayal yang semata-mata dihubungkan dengan asal-usul suatu tempat atau daerah, gunung, kota, dan sebagainya. Contoh : (a) Asal Mula Banyuwangi, (b) Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu (Sangkuriang), (c) Terjadinya Gunung Sebelah Barat Barabai di Kalimantan.
4. Mite adalah dongeng tentang kepercayaan masyarakat. Contoh : (a) Kyai Ageng Selo adalah seorang penguasa petir, (b) Nyi Roro Kidul adalah ratu lain Indonesia, (c) Dewi Sri adalah ratu padi.
5. Sage adalah dongeng yang berhubungan dengan peristiwa atau mengandung unsur-unsur sejarah. Contu : (a) Hang Tuah, (b) Ciung Wanara, (c) Lutung Kasarung, (d) Damar Wulan.
Hikayat. Berasal dari bahasa arab yang berarti cerita. Hikayat adalah cerita khayal tentang kehidupan raja-raja. Para menteri dan hulubalangnya engan penuh keindahan, kesaktian, dan keanehan serta ceritanya diselingi dengan peperangan. Contoh : Hikayat Langlang Buana, Hang Tuah, Si miskin, Indra Bangsawan.
Silsilah atau sejarah adalah cerita tentang asal-usul raja dan kaum bangsawan serta kejadian-kejadian penting dalam istana. Contoh : Sejarah Melayu karangan Tan Sri Lanang (1616-1615), Silsilah Bugis, Tambo Bangkahulu.
2. Fabel adalah dongeng yang menceritakan tentang binatang-binatang yang bertingkah laku seperti manusia. Dongeng binatang kebanyakan mengandung nasihat atau pengajaran kepada anak-anak melalui kiasan yang terkandung didalam cerita karena itu dongeng binatang atau fabel mengandung unsur didaktif dan edukatif. Dalam dongeng binatang dilukiskan bahwa hewan dapat berbicara, berbuat, bertindak seperti manusia. Contoh : (a) Sang Kancil, (b) Kalilah dan Damirah, (c) Peladuk Jenaka.
3. Legenda adalah dongeng khayal yang semata-mata dihubungkan dengan asal-usul suatu tempat atau daerah, gunung, kota, dan sebagainya. Contoh : (a) Asal Mula Banyuwangi, (b) Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu (Sangkuriang), (c) Terjadinya Gunung Sebelah Barat Barabai di Kalimantan.
4. Mite adalah dongeng tentang kepercayaan masyarakat. Contoh : (a) Kyai Ageng Selo adalah seorang penguasa petir, (b) Nyi Roro Kidul adalah ratu lain Indonesia, (c) Dewi Sri adalah ratu padi.
5. Sage adalah dongeng yang berhubungan dengan peristiwa atau mengandung unsur-unsur sejarah. Contu : (a) Hang Tuah, (b) Ciung Wanara, (c) Lutung Kasarung, (d) Damar Wulan.
Hikayat. Berasal dari bahasa arab yang berarti cerita. Hikayat adalah cerita khayal tentang kehidupan raja-raja. Para menteri dan hulubalangnya engan penuh keindahan, kesaktian, dan keanehan serta ceritanya diselingi dengan peperangan. Contoh : Hikayat Langlang Buana, Hang Tuah, Si miskin, Indra Bangsawan.
Silsilah atau sejarah adalah cerita tentang asal-usul raja dan kaum bangsawan serta kejadian-kejadian penting dalam istana. Contoh : Sejarah Melayu karangan Tan Sri Lanang (1616-1615), Silsilah Bugis, Tambo Bangkahulu.
Menurut Rismiati dan Wulandari
(2004), macam-macam cerita fiksi adalah sebagai berikut :
1. Novel (cerita yang melukiskan pengalaman menusia secara singkat)
2. Fabel (dongeng tentang binatang yang bertingkah laku seperti manusia)
3. Komik (cerita bergambar)
4. Dongeng (cerita lucu)
5. Cerpen (cerita tentang peistiwa atau kejadian dalam sepintas kilas)
6. Dongeng kontemporer (cerita tokoh kepehlawanan)
7. Cerita bersambung
8. Cerita silat (cerita tentang persilatan).
1. Novel (cerita yang melukiskan pengalaman menusia secara singkat)
2. Fabel (dongeng tentang binatang yang bertingkah laku seperti manusia)
3. Komik (cerita bergambar)
4. Dongeng (cerita lucu)
5. Cerpen (cerita tentang peistiwa atau kejadian dalam sepintas kilas)
6. Dongeng kontemporer (cerita tokoh kepehlawanan)
7. Cerita bersambung
8. Cerita silat (cerita tentang persilatan).
Unsur-unsur Cerita Fiksi
Adapun unsur-unsur yang
terkandung dalam fiksi yang harus dipahami pendongeng sebelum bercerita kepada
anak, yaitu:
a. Tema, ialah dasar atau makna
suatu cerita.
b. Ketegangan, ialah cara
menyusun suatu cerita sehingga pembaca tahu yang akan terjadi selanjutnya.
c. Alur, ialah struktur gerak
alam fiksi.
d. Penokohan, ialah pelukisan
pribadi tokoh agar pembaca dapat mengerti, mengetahui rupa, pribadi atau watak
tokoh cerita itu.
e. Konflik, ialah tempat tokoh
utama berjuang untuk mengatasi segala kesukaran demi tercapainya tujuan.
f. Latar, ialah latar belakang
fisik, unsur, tempat dan ruang dalam suatu cerita.
g. Kesatuan, ialah rasa
keseluruhan atau rasa kesatuan yang mengandung suatu makna keseluruhan.
h. Logika, ialah hubungan yang
terdapat antara tokoh dengan tokoh, antara pelaku dengan pelaku, antara tokoh
dengan latar.
i. Penafsiran, ialah penafsiran
pembaca terhadap nilai-nilai, pandangan, dan kehidupan tertentu dalam suatu
fiksi.
j. Tokoh dan laku, ialah kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dalam cerita fiksi. Pembaca dan pendengar dapat
melihat tokoh itu dengan jelas melalui laku atau aksi.
k. Gaya, ialah pemilihan dan
penyusunan bahasa, dengan gaya dapat diketahui cara pengarang menata bahan
untuk menguji suatu efek tertentu.
Nilai – nilai dalam prosa fiksi :
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang
diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang
belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca
juga dapat mengenal tokoh tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin
rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman¬pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
Puisi
Puisi adalah ekspresi pengalaman
jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang
artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau
keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun
puisinya dengan menggunakan :
1. Figura
bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora
(kiasan), perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi
segar dan menarik.
2. Kata-kata
yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata-kata
yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu,
berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa
hidup.
4. Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi
tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Adapun alasan-alasan yang
mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya
Dasar adalah sebagai berikut:
Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia
Perekaman dan penyampaiaan
pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan” .Pendekatan
terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang
disebut “imaginative
entry”, yaitu kemampuan
menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan
penyair dalam puisinya.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran
individual;
Dengan membaca puisi,
mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain
maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada
pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan
kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat
dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif puisi
dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
Penderitaan atas ketidakadilan
Perjuangan untuk kekuasaan
Konflik dengan sesamanya
Pemberontakan kepada hukum Tuhan.
Puisi–puisi umumnya sarat akan
nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusiaan
yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasihyang terdapat di
dalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan.
Contoh puisi
KELUARGAKU HARAPANKU
Keluarga…
Kekuatan disaat aku rapuh
Dorongan disaat aku berhenti
Do’a disaat aku tak sanggup mengucap kata
Keluarga…
Banyak makna yang tak sanggup kulukis
Banyak kisah yang tak bisa kuucap
Ada tangis dibalik sukses
Dan…
Ada tawa dibalik luka
Yang tak mampu kugores
Keluarga…
Adalah anugerah dalam hidupku
Dan harapan dalam impianku
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar