Nama : Ikhlas Pamuja
NPM : 14213251
Kelas : 3EA22
Pengaruh Kondisi Ekonomi terhadap Perilaku Konsumen
Berikut adalah beberapa contoh efek karena dampak dari pengaruh kondisi ekonomi:
A. Pengaruh Keluarga dan Rumah Tangga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap
kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran
membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh
masyarakat. Para anggota keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat
terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua macam keluarga
dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang
terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani
adanya hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak). Studi
tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi
adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen.
Pentingnya keluarga timbul karena dua alasan.
Pertama, banyak produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak
sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua
pasangan, barangkali dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota
lain dari keluarga besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan
kedua pasangan dan kerap anak remaja mereka terlibat dalam pelbagai
tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan waktu senggang bagi banyak
keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan
tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli pelbagai
barang rumah tangga, busana, dan barangkali bahan makanan. Perjalanan
tersebut mungkin pula melibatkan semua anggota dalam memutuskan di
restoran fast-food mana untuk membelanjakan pendapatan keluarga yang
dapat digunakan.
Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian
individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota
lain.dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai
dan disetujui oleh orang tua. Pengaruh seorang remaja mungkin pula besar
sekali pada pembelian pakaian orangtua. Pasangan hidup dan saudara
kandung bersaing satu sama lain dalam keputusan tentang bagaimana
pendapatan keluarga akan dialoksikan untuk keinginan individual mereka.
Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan
keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swlayan, tetapi
dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga.
Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang
yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang
lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen
benar-benar meresap.
Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim
dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk
pengabaian dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam
mempelajari tentang keluarga sebagai organisasi. Survey dan metodologi
penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan untuk individu daripada
untuk keluarga. Pemberian kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan
akses ke semua anggota pada waktu yang lebih kurang sama, dengan
menggunakan bahasa yang mempunyai makna sama bagi semua anggota
keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota dari keluarga yang sama
melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang dibeli oleh
keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.
Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
dengan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang
bekerja di dalam keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat
variabel structural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian
dan yang demikian paling menarik bagi pemasar adalah usia kepala rumah
tangga atau keluarga, ststus perkawinan, kehadiran anak, dan ststus
pekerjaan.
Keluarga adalah sama dengan perusahaan keluarga adalah organisasi yang
terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif
dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa
dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah
mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini
mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi
ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan
pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan
produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya
permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang
dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih.
B. Pengaruh Situasi Pada Perilaku Konsumen
Faktor situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan
waktu tertentu. Yang mana kemunculanya terpisah dari diri produk maupun
konsumen. Mendifinisikan situasi sebagai semua faktor yang utama
terhadap tempat dan situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang
(intra individu ) dan stimulasi (alternatif pilihan) dan memiliki bukti
dan pengaruh sistimatis pada prilaku saat itu.
Pengaruh situasional adalah kekuatan sesaat yg tidak berasal dari dalam
diri seseorang atau berasal dari produk atau merek yang dipasarkan.
Pengaruh situasional adalah kondisi sesaat yang muncul tiba-tiba yang
mana kemunculannya tidak dari dal diri oang tersebut maupun dari merk
suatu barang, yang mana dalam hal tersebut terdapat stimulus yang sangat
kuat untuk mempengarui orang melakukan kegiatan konsumsi. Pengaruh
situasi sangatlah berbengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan untuk membeli suatu barang atau produk.
Faktor lingkungan adalah hal yang menyebabkan suatu situasi dimana
perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Berikut ada lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
1. Lingkungan fisik, Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen
yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik
lainnya yang ada di sekeliling konsumen
2. Lingkungan Sosial, Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut
3. Waktu, Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan
puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan
situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli roti
4. Tujuan, Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Misalkan
konsumen yang belanja untuk acara keluarga di rumah akan menghadapi
situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri
5. Suasana Hati, Suasana hati atau kondisi jiwa yang sesaat (misalnya
perasaan khawatir, tergesa-gesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu
situasi.
Jenis-jenis situasi konsumen
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen
memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Konsumen mungkin
memperoleh informasi melalui :
1. Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
2. Komunikasi Tulisan dengan membaca koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb
3. Informasi diperoleh dari iklan saat sedang menonton televise, saat
sedang mendengarkan radio, langsung dari toko melalui promosi penjualan,
pengumuman di rak dan di depan toko.
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi
konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan
mempengaruhi keputusan membeli. Misalnya, ketika konsumen berada di
pegunungan, ia mungkin akan bersedia membayar untuk memperoleh jagung
bakar berapa saja harganya ketika lapar dan ingin makanan yang hangat.
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa yang
merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin mengkonsumsi /
mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih suatu
produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen
muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya idul fitri
atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti ini lah yang digunakan
oleh produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.
Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan
pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa
menjadi stimulus terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup
pembelian juga mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan
pembelian konsumen atas sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup berlebihan
ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya, misalnya celana
jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan
pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode
bagi konsumen dengan gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu
barang. Misalnya, seseorang ingin menulis tetapi pensil mekanik yg ia
punya ternyata tidak ada isi pensilnya, dengan keadaan yang seperti itu
maka keputusan yang ia pilih adalah dengan membeli isi pensil mekaniknya
dan melanjutkan tulisannya.
C. Pengaruh kebudayaan terhadap pembelian konsumen :
dulu orang menggunakan handphone hanya untuk menelpon. Tidak lama
kemudian, trend ini berubah menjadi komunikasi dengan SMS, bahkan
sekarang, orang lebih banyak menggunakan handphone untuk mengirimkan SMS
dibandingkan untuk telepon.
Kecenderungan ini terus berubah, dengan berkembangnya Operating System
pada handphone seperti PDA, orang kemudian menggunakannya untuk alat
kerja, semacam untuk menulis laporan, jurnal, dan seterusnya.
Bahkan dengan berkembangnya 3G dan sebentar lagi WIMAX dan 4G,
kecenderungan orang akan berubah, dari menelpon untuk mendengar suara,
menjadi telpon video atau video call.
Bahkan nantinya, orang akan melihat TV tidak melalui pesawat TV, cukup
melalui handphone. Hal ini belum termasuk kecenderungan orang untuk
menggunakan handphone sebagai alat untuk komunikasi data, seperti
mengakses Internet. Dengan terus berkembangnya trend ini dan didukung
teknologi 3G, 4G, wimax, dan populasi yang terus tinggi bahkan lebih 50%
peluang usaha di bidang ini semakin menarik.
Dengan terus berkembangnya cara orang untuk berkomunikasi dan
memanfaatkan handphone, maka bukanlah satu hal yang aneh jika terdapat
trend untuk berganti-ganti handphone.
Hal ini pun membuat konsumen selalu ingin memiliki handphone dengan
fasilitas tercanggih, namun terkait dari berbagai faktor terpenting
seperti pendapatan yang dimiliki maupun fungsinya, maka konsumen harus
kembali berpikir apakah akan benar-benar membelinya atau tidak.
Jika dilihat dari perilaku konsumen yang telah dianalisa diatas, didapat
kesimpulan bahwa konsumen mempunyai sifat yang selalu ingin mengikuti
perkembangan jaman yang membuat kebanyakan dari konsumen lebih peduli
akan trend atau gaya hidup dari pada kebutuhan. Intinya, kebutuhan dan
keinginan konsumen terhadap suatu barang di pengaruhi oleh keadaan
lingkungan di sekitarnya.
Sumber :https://pungkiindriyonoblog.wordpress.com/2014/12/13/pengaruh-pengaruh-terhadap-prilaku-konsumen/
http://dellaisengisengajah.blogspot.co.id/2015/12/pengaruh-kondisi-ekonomi-terhadap.html